JAKARTA – KULINERMAGAZINE. Anggota TNI Korem 061/Suryakancana menggerebek tempat pengoplosan gas elpiji Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Senin (19/2/2018) sore. Dari penggerebekan tersebut, aparat TNI menemukan sekitar 800 tabung gas berbagai ukuran mulai dari ukuran 3 kilogram, 12 kilogram, dan 50 kilogram yang sudah dioplos. Tujuh orang yang diduga pelaku ditangkap saat sedang melakukan aktivitas pengoplosan gas bersubsidi. Ketujuh pelaku beserta barang bukti berupa ratusan tabung gas dan regulator sudah dibawa ke Mapolres Bogor untuk menjalani pemeriksaan.
Kepala Penerangan Korem 061/Suryakancana Mayor Inf Lukman Hakim mengatakan, TNI akan terus melakukan penertiban tempat pengoplosan gas elpiji yang diduga masih marak terjadi di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. “Insyaallah kita terus lakukan. Kita akan kembangkan dari hasil pemeriksaan para pelaku,” kata Lukman.
TNI akan bekerjasama dengan kepolisian untuk menertibkan kembali beberapa titik lokasi yang diduga dijadikan tempat pengoplosan gas elpiji. Karena berdasarkan laporan, aktivitas ilegal tersebut diduga adanya keterlibatan oknum anggota TNI. “Selanjutnya kami senantiasa hanya membackup, karena ini menyangkut keamanan wilayah bersama,” ujar Lukman.
Anggota TNI berpakaian loreng itu juga sempat mengeluarkan tembakan karena para pelaku mencoba melarikan diri ke dalam semak-semak, tak jauh dari lokasi pengoplosan gas itu. Tujuh orang yang berusaha kabur kemudian berhasil diamankan aparat TNI. Mereka diduga terlibat dalam kegiatan pengoplosan gas tersebut.
Penggerebekan tersebut bermula dari adanya laporan bahwa ada keterlibatan anggota TNI ikut membekingi kegiatan pengoplosan gas bersubsidi ini. “Untuk memastikannya kami gerebek. Tapi belum ditemukan indikasi ke sana (adanya keterlibatan TNI). Memang saat digerebek ada kegiatan pengoplosan,” kata Kasi Intel Korem 061/Suryakancana Kolonel Inf Arm Sabawa.
Para pelaku mengaku dalam sehari bisa mengoplos kurang lebih 2.000 tabung gas. Dari pengakuan mereka aktivitas pengoplosan tabung gas 3 kg menjadi gas 12 kg ini baru berjalan kurang lebih sebulan. “Pengoplosan dilakukan dari gas subsidi ke industri. Kemudian mereka menjualnya ke industri,” ujar Sabawa.