JAKARTA – KULINERMAGAZINE.COM- Bagi anda penikmat kopi, belum lengkap rasanya jika belum mencicipi seduhan kopi yang satu ini. Kopi Pasir Turki.
Ya, kedai kopi yang menyajikan menu kopi ala Turki ini memang masih sangat jarang di temukan di Indonesia. Namun jangan khawatir, bagi Anda yang penasaran dengan rasanya, anda bisa datang ke Warung Kopi Pasir Turkish yang berada di Jl. Cireundeu Raya, No. 51, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.
Lalu dari mana datangnya ide warung kopi yang dikelola unit bisnis Martabak Gooloong ini? Menurut Nova Marlis, ide membuka warung kopi pasir ini memang terinspirasi dari negara Turki yang sudah sangat terkenal dengan kopi pasirnya.
“Kita kasih nama kopi pasir turkish, karena terinspirasi dari Turki. Kita menemukan sesuatu yang unik dari apa yang akan kita jual. Cara menyeduh kopinya yang unik, dengan menggunakan media pasir,” ujar Nova Marlis yang kini ikut terjun langsung dalam mengelola bisnis Martabak Goolong saat ditemui Kulinermagazine baru-baru ini.
Ibu muda asal Sumatera Barat menambahkan, konsep memasak kopi di atas pasir masih jarang ditemukan di Indonesia.
“Itu ciri khasnya, jadi kita berusaha untuk mencetuskannya di sini, warung kopi yang cara memasaknya dimasak di atas pasir. Kopinya sih kopi tubruk, kita gunakan kopi asli indonesia seperti dari Aceh Gayo, Mandailing, Bengkulu dan Sidikalang. Harganya low-middle mulai Rp8000 hingga Rp15 ribu, sehingga bisa dinikmati semua kalangan. Khusus Japanese Drip harganya Rp20 ribu,” ujarnya.
Lanjut Nova Marlis, selain dapat menikmati kopi pasir dengan variannya, pengunjung juga bisa memesan cemilan ringan berupa pisang goreng-bakar, singkong rebus dan singkong thailand. Selain itu juga ada makanan western seperti spaghetti dan mini burger.
“Kita menyediakan specialty house blend ala kopi pasir yang varian jenisnya ada kopi turki, espresso, latte, machiato dan frappucino. Harganya murah dan sangat terjangkau. Pokoknya harga kaki lima, rasa bintang lima,” jelas Nova seraya menambahkan warung kopi yang dikelolanya buka mulai pagi hingga malam hari dengan konsep ruang outdor (terbuka) agar lebih nyaman bagi para perokok.
Warung Kopi Pasir Turkish ini masih satu manajemen dengan bisnis martabak goolong di bawah naungan PT Goolong Prima Rasa.
Pada kesempatan yang sama, Fachri Yulizar (Business Plan & Development coaching Martabak Goolong) mengatakan, pihaknya belum ada niat membuka franchise untuk kopi pasir saat ini.
“Belum kepikiran, karena kita masih mengembangkan potensi-potensi yang sudah kita miliki. Semuanya
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Dengan hadirnya kopi turkish ini bukan untuk menjadi pesaing buat gerai-gerai kopi yang lain, tapi menjadi salah satu keunikan baru yang hadir di tengah tengah masyarakat,” terang Fachri.
Ke depan, Fachri dan kawan-kawan akan tetap berusaha menjaga kualitas rasa kopi pasir yang mereka cetuskan.
“Teman-teman yang sudah ngopi di beberapa tempat, pasti akan merasakan sesuatu yang beda saat ngopi di sini. Mulai dari cara memasaknya, variannya, dan rasanya. Untuk itu akan kita jaga kualitas rasa kopi ini,” ucapnya.
Senada dengan Fachri, Ustadz Andian Parlindungan MA ( Businees Spiritual Coaching ) menambahkan,” bahwa semakin kita sukses insya Allah kita akan semakin bermanfaat untuk orang banyak, dan rencananya di 2019 nanti, kita dari PT. Gooloong Prima Rasa akan menambah dua unit bisnis baru yaitu berupa menu ayam dan bakso, yang rencananya akan hadir di Tangerang ( Karawaci ), doa kan saja semuanya akan berjalan dengan lancar, sehingga kita akan semakin bermanfaat untuk orang banyak sesuai dengan niat bisnis usaha ini yang kita cita-citakan sejak awal, ” ujar Ustadz Andian.
Tentang Kopi Pasir
Secara umum pengerjaan Kopi Pasir Turki mirip dengan Kopi Turki, hanya saja melibatkan penggunaan tangan dan pasir panas untuk menyiapkannya. Pasir digunakan karena menyediakan panas yang lebih konsisten. Pasirnya dapat dipanaskan dengan berbagai metode, asal panasnya tetap konsisten.
Cara penyeduhannya, dalam Kopi Turki, kopi dipanaskan hingga mulai berbuih. Sedang dalam Kopi Pasir Turki, begitu busanya hampir menuju leher cezve, maka tingkat panas pun dikurangi hingga busanya menghilang.
Prosesnya diulang terus hingga 3 atau 4 kali sebelum kemudian dituang ke dalam cangkir-cangkir kecil yang disebut fincan. Yang tersisa adalah kopi pekat dengan ampas yang mengendap di dasarnya. Lantas di mana pasir panas tadi berperan dalam metodenya? Pasir digunakan dalam proses yang mirip dengan “adjustable double boiler”, dimana cangkir-cangkir kopi diletakkan di atas permukaan pasir panas tadi untuk menjaga kopinya tetap hangat. Panasnya pun dapat diatur sesuai dengan kedalaman cezve di atas pasirnya, dan dapat dilakukan dua kali, tanpa harus khawatir cita rasa kopinya berubah.
Selain itu ada juga yang disebut Ibrik. Banyak yang mengenalnya sebagai alat kopi yang berasal dari turki, dan jika mendengar istilah turkish coffee makan tidak lain dan tidak bukan kopi yang diseduh menggunakan ibrik. Jika singgah ke Rusia, ibrik punya nama lain di sini, orang Rusia lebih akrab menyebutnya dengan sebutan “turka” untuk menamai alat kopi ibrik.
Sekilas mengenai ibrik, alat kopi satu ini merupakan alat kopi tertua yang ada sejak abad ke 7. Bahkan UNESCO menetapkan ibrik pada daftar warisan budaya sebagai simbol di negara-negara timur. ( hl )