JAKARTA, KULINERMAGAZINE. Sukses kembangkan bisnis model pola kemitraan usaha ayam pedaging di Indonesia, Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Thomas Effendy, SE, MBA, raih gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan dari Undip, Semarang.
Penganugerahan gelar dilaksanakan dalam sidang senat terbuka , Kamis 23 Nopember 2017 di Auditorium Prof. Soedarto, SH, Undip Semarang. Rektor Undip, Prof.Dr. Yos Johan Utama, SH, M.Hum mengatakan, selama ini Thomas telah dikenal secara luas keilmuannya dalam bidang peternakan dengan berbagai inovasi di industri pakan ternak dan pengolahan daging ayam. Thomas juga berhasil mengembangkan bisnis model pola kemitraan usaha ayam pedaging di Indonesia. “Penganugerahan doktor HC kepada Pak Thomas ini sudah melalui serangkaian proses ketat ,” ungkap Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu.
Inovasi di bidang peternakannya itu kemudian dituangkan ke dalam karya ilmiah yang menjadi bahan uji oleh tim Fakultas Peternakan dan Pertanian ( FPP ) Undip yang berkompeten di bidangnya.
Sebelum penganugerahan, Thomas menyampaikan pidato ilmiah dengan judul “Pengembangan Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Produksi Unggas Nasional” di hadapan civitas akademika dan keluarga besar Undip serta para koleganya yang hadir.
Dalam pidato ilmiahnya, Thomas menyampaikan bahwa krisis ekonomi tahun 1997 / 1998 menyebabkan terpuruknya sebagian besar usaha peternakan ayam dan terganggunya proses produksi perusahaan integrator. Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap US dollar membuat sebagian besar peternak tidak mampu menjangkau harga sarana produksi ternak. Di sisi lain, daya beli masyarakat menurun. Saat itu terjadi penurunan konsumsi ayam hingga 60 %. Ujian berikutnya saat terjadi wabah flu burung tahun 2004 hingga 2007 lalu. Data BPS menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan sangat drastis jumlah peternak. Dari hampir 2000, tinggal hanya 100 usaha peternakan ayam yang masih bertahan.
Fakta ini menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam sangat rentan terhadap gejolak ekonomi dan wabah penyakit hewani. Pola kemitraan memungkinkan risiko usaha akibat kegagalan budidaya dan penurunan / jatuhnya harga pasar bisa diminimalkan dan diambil alih oleh perusahaan inti. Manfaat lainnya, dengan pola kemitraan dilakukan pemberdayaan peternak melalui terciptanya akses pengetahuan dan keterampilan budidaya ayam, pembiayaan sarana produksi ternak, dan jaminan pembelian produksi hasil budidaya dengan harga yang menguntungkan, sehingga kesejahteraan peternak meningkat.
Thomas juga menyatakan bahwa pola kemitraan merupakan ujung tombak pembangunan peternakan dan menjamin peternak mitra mendapatkan keuntungan usaha. Peternak plasma mengalami kerugian hanya bila kinerja budidaya ayam di bawah standar yang disepakati, karena kelalaian dalam penerapan prosedur standar operasi (SOP). Bila SOP telah dijalankan dengan benar, tapi masih menderita kerugian, maka atas kerugian tersebut diperhitungkan sebagai potongan penjualan sarana produksi ternak dari inti kepada plasma.
Saat ini, usaha peternakan ayam juga menghadapi tantangan lainnya. Yakni semakin terbatasnya lahan peternakan. Kondisi ini menuntut dikembangkannya pola kemitraan dengan kandang tertutup, yang memungkinkan budidaya dilakukan secara lebih efisien, aman, dan produktif. Kemitraan merupakan usaha yang saling menguntungkan dan saling menguatkan untuk mendorong terciptanya peningkatan daya saing produksi unggas nasional dalam menyongsong era perdagangan bebas.
PROFIL SINGKAT
Thomas Effendy lahir di Pontianak, 30 Januari 1958 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi (1983) dari Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Jakarta dan Master of Business Administration ( 1995 ) dari The University of City of Manila, Philipina.
Disamping pengembangan pola kemitraan, Thomas Effendy, SE, MBA bersama PT Charoen Pokphand Indonesia menggagas berbagai program Corporate Social Responsibility ( CSR ), diantaranya Program Bedah Kandang, Anak Asuh, Bedah PAUD, Beasiswa, dan Pembangunan Teaching Farm di beberapa universitas.